Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Herd Immunity: Biarkan Saja Virus Menyerang?


Coronavirus mulai menyerang di akhir tahun 2019 dan masih menyebar hingga sekarang. Virus ini menjadi momok karena bisa menyebabkan komplikasi penyakit bahkan hingga meninggal.

Memang yang akhirnya sembuh jauh lebih banyak dari yang jadi parah dan meninggal. Tapi tentu saja kita tidak mau bertaruh nyawa kalau hal itu terjadi pada kita sendiri.

Penjelasan singkat tentang herd immunity

Nah, inilah risiko yang harus diambil dengan solusi pandemi yang namanya Herd Immunity atau kekebalan kelompok.

Apa sih herd immunity itu?

Biasanya kita sering mendengar solusi pandemi yang sifatnya mencegah seperti vaksin dan PSBB, atau yang sifatnya menyembuhkan seperti obat. 

Herd immunity lebih jarang dipertimbangkan, karena ini adalah solusi yang sifatnya pasif. Yaitu biarkan saja banyak orang terkena virus hingga sembuh sendiri dan menjadi kebal secara alami.

Lalu karena virusnya kehabisan orang yang tidak kebal untuk ditulari, akhirnya penyebaran pun semakin melambat atau bahkan berhenti. Artinya, orang yang sehat tetap keluar rumah hingga tertular virus dan menjadi kebal.

Sedangkan orang-orang yang rentan virus, seperti orang sakit dan orang tua, tetap tinggal di rumah sehingga terlindung dari paparan virus sampai pandemi berakhir dengan sendirinya.

Tapi berapa orang yang harus berkorban seperti ini ya? Nah, jumlah orang kebal yang dibutuhkan untuk mencapai herd immunity disebut dengan herd immunity threshold atau ambang batas kekebalan kelompok.

Ambang batas ini berbeda-beda untuk setiap penyakit. Peneliti memperkirakan ambang batas untuk COVID-19 sekitar 70%. Artinya, jika penduduk Indonesia ada 250 juta, ada 175 juta orang yang harus terkena virus dan kebal.

Tapi angka ini belum pasti dan perjalanan menuju angka tersebut juga masih panjang. Nah, kebayang nggak sih betapa repot dan bahayanya kalau ada orang sakit sebanyak itu? Ini makanya herd immunity bukan solusi yang populer.

Setidaknya ada 3 alasan mengapa solusi ini kurang disukai.

Pertama, dari sekian banyak orang yang dibiarkan terpapar virus, tentu ada sebagian orang yang mengalami gejala lebih parah. Orang muda yang sehat pun tidak luput dari risiko ini. Kamu sendiri tentunya tidak mau kan jadi orang yang akhirnya terkena sakit parah?

Kedua, kita belum tahu apakah betulan seseorang jadi kebal setelah sembuh dari COVID-19, dan jika iya, berapa lama orang itu bisa kebal.

Ketiga, kalau jumlah orang yang terinfeksi banyak sekali, maka rumah sakit dan tenaga medis akan kewalahan.

Sangat mungkin banyak pasien yang tidak dapat ditampung rumah sakit sehingga risiko kematian menjadi lebih besar. Biaya perawatan di rumah sakit juga tentunya sangat besar.

Eh, tapi ternyata ada loh negara yang pernah mencoba cara ini, seperti Swedia, Belanda, dan Inggris. Kenapa ya mereka bisa sampai mau mencobanya?

Ini karena vaksin dan obat belum ditemukan, sedangkan PSBB atau lockdown mengganggu perekonomian. Kalau saja vaksin sudah ditemukan, herd immunity bisa digabung dengan penggunaan vaksin.

Ini artinya kekebalan didapatkan tidak alami, tapi lewat vaksin. Dampak kesehatan dari suntikan vaksin harusnya lebih ringan daripada paparan virus langsung, bahkan mungkin tidak perlu perawatan di rumah sakit.

Tentunya solusi ini lebih manusiawi. Orang yang sudah divaksin bisa menjadi benteng untuk melindungi orang yang belum, yaitu mereka yang tidak cocok divaksin.

Misalnya bayi, wanita hamil, usia tua, penderita AIDS dan kanker, atau orang dengan penyakit bawaan. Hingga sekarang, para peneliti masih berusaha keras untuk membuat vaksin.

Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Herd Immunity: Biarkan Saja Virus Menyerang?"