Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Singkat Demak Kesultanan Islam Pertama Di Pulau Jawa

Kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa adalah Kesultanan Demak. Wilayah kekuasaannya meliputi pesisir utara Jawa dan selatan Sumatra. Demak adalah pelopor dan pusat penyebaran Islam di Nusantara.

Bagaimana Sejarah Singkat Kesultanan Islam Pertama diJawa

Nama Demak tak lepas dari Wali Songo atau Sembilan Wali, yang menyebarkan Islam melalui aktivitas pendidikan dan kesenian. Contohnya, Sunan Bonang dengan gamelan dan Sunan Kalijaga dengan wayang.

Demak didirikan oleh Raden Patah, putra dari Brawijaya V, seorang raja Majapahit, dan selirnya seorang putri asal Tiongkok. Demak yang awalnya berada di bawah naungan Majapahit, mulai melepaskan diri seiring dengan kemunduran Majapahit.

Demak kemudian menjadi pusat perdagangan baru karena memiliki pelabuhan besar dan letak yang strategis.

Demak mencapai puncak kejayaannya di bawah Sultan Trenggono. Ia berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa, yang sekarang menjadi Jakarta.

Sebagai kerajaan maritim, kejayaan Demak berasal dari perdagangan laut yang melalui pelabuhan di pesisir utara Jawa yang dikuasainya.Demak mengekspor beras ke Semenanjung Malaya dan Kepulauan Maluku, dan sebaliknya mengimpor rempah-rempah.

Demak berkuasa hanya 1 abad lebih yaitu mulai tahun 1475 sampai 1554. Kekuasaan Demak runtuh setelah raja terakhirnya terbunuh, dan penguasa barunya mengubah status Demak sebagai bagian dari Kesultanan Pajang.

Raden Patah adalah raja pertama Demak yang bergelar Sultan Syah Alam Akbar Al-Fatah. Masa kekuasaannya dikenal dengan penyebaran Islam di Pulau Jawa dan penaklukan beberapa pelabuhan penting, seperti pelabuhan Jepara, Gresik, dan Tuban.

Setelah Raden Patah wafat, ia digantikan oleh putranya, Adipati Unus. Adipati Unus dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor karena keberaniannya melawan Portugis di Malaka.

Ia wafat ketika pergi menyerang Portugis untuk terakhir kalinya pada tahun 1521. Adipati Unus tidak memiliki keturunan sehingga digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono.

Pada masa Sultan Trenggono, Kesultanan Demak mencapai puncak kejayaan. Prestasinya termasuk meluaskan daerah kekuasaan Demak ke Jawa Barat dan Timur.

Dipimpin oleh Fatahillah, Demak berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527. Sunda Kelapa kemudian diubah namanya menjadi Jayakarta yang berarti ‘kemenangan’.

Pada tahun 1546, Sultan Trenggono tewas saat menyerang daerah Panarukan, Situbondo. Anak Sultan Trenggono yang bernama Sunan Prawoto naik takhta menjadi raja keempat Demak.

Kekuasaan Sunan Prawoto tidak berlangsung lama. Arya Penangsang, sepupunya, merasa lebih berhak menjadi sultan. Ia juga ingin membalas kematian ayahnya, Pangeran Sekar, yang tewas di tangan Sunan Prawoto.

Sunan Prawoto akhirnya terbunuh dan Arya Penangsang naik takhta menjadi raja kelima Demak. Konflik antar saudara ini masih terus berlanjut. Jaka Tingkir, adipati Pajang, berusaha merebut kekuasaan Demak.

Arya Penangsang pun berhasil dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Jaka Tingkir. Jaka Tingkir kemudian mengambil alih kekuasaan dan memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang.

Baca juga: Cerita Rakyat: Legenda Sang Penunggu Bulan (Jawa Barat)

Setelah itu, berdiri Kesultanan Pajang dengan Jaka Tingkir sebagai raja pertama yang bergelar Sultan Hadiwijaya.

Salah satu peninggalan Kesultanan Demak adalah Masjid Agung Demak, yang dibangun pada masa Raden Patah. Pintu masuk Masjid Agung Demak dibuat oleh Ki Ageng Solo dan dinamakan ‘pintu bledeg’ atau ‘pintu petir’.

Masjid Agung Demak disokong oleh empat tiang penyangga yang disebut soko guru atau soko tatal. Soko guru ini dipercaya sebagai sumbangan dari 4 anggota Wali Songo, yaitu Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, dan Sunan Gunung Jati.

Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Sejarah Singkat Demak Kesultanan Islam Pertama Di Pulau Jawa"