Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Motivasi dan Prosesnya dalam Psikologi serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku


Pendahuluan

Sebagai makhluk hidup, kita pasti tidak asing dengan yang namanya motivasi. Pasalnya, kata tersebut kerap kali disinggung dalam berbagai percakapan hingga tidak jarang menjadi variabel dalam sebuah penelitian.

Tidak heran, peran motivasi dalam kehidupan ternyata cukup penting sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Motivasi akan sangat dibutuhkan saat kita merasa lelah atau penat terhadap sesuatu. Karena itu, motivasi akan sangat membantu.

Singkatnya, motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul dalam diri secara sadar maupun tidak sadar. Tujuan dari dorongan tersebut yaitu agar seseorang dapat bertindak dan melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu.

Jadi, motivasi juga bisa dikatakan sebagai salah satu alasan yang sangat kuat agar seseorang mau melakukan tindakan-tindakan tertentu. Tindakan yang didasari motivasi biasanya merupakan tindakan selektif yang kemudian akan dilakukan secara terus-menerus.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa motivasi merupakan sebuah usaha yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang melakukan suatu tindakan karena ingin mencapai suatu tujuan yang mereka inginkan atau juga untuk memperoleh kepuasan tersendiri.

Dilihat dari pengertian-pengertiannya, motivasi ternyata memiliki keterkaitan dengan psikologi. Karena itu, psikologi bahkan memuat salah satu teori khusus yang membahas tentang motivasi psikologi, bahkan terdiri dari beberapa macam.

Sebelum lebih jauh, tentu kita harus mengetahui apa itu psikologi terlebih dahulu. Karena meskipun namanya tidak asing, tapi beberapa orang masih cukup awam dengan istilah dari disiplin ilmu yang satu ini.

Jadi, psikologi adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari seluruh tingkah laku seseorang yang tidak akan bisa terlepas dari proses lingkungan serta apapun yang terjadi di dalam diri seseorang tersebut. (Saleh, 2018)

Sedangkan menurut tokoh psikologi pertama, yaitu Wilhelm Wundt, psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mengkaji dan mempelajari berbagai pengalaman yang muncul dalam diri manusia misalnya pikiran, perasaan, hingga panca indera. (Saleh, 2018)

Intinya, psikologi sendiri merupakan suatu ilmu yang mempelajari dan mengkaji tingkah laku seseorang secara nyata, sehingga dapat dilihat, diamati, dan diukur.

Jelas, melalui pengertian tersebut, psikologi dan motivasi memiliki kaitan yang cukup erat. Pasalnya, kedua istilah tersebut sama-sama mengacu kepada perilaku dan tindakan-tindakan yang diambil oleh seseorang.

Pembahasan

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari diri seseorang agar seseorang tersebut bisa melakukn sebuah tindakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Motivasi tersebut bisa muncul secara sadar maupun tidak sadar.

Jadi, proses yang kaitannya sangat erat dengan psikologi ini bisa menjelaskan alasan mengapa seseorang bertindak atau berperilaku dengan cara-cara tertentu.

Lebih jauhnya, Siagian pernah menyampaikan bahwa motivasi merupakan pendorong kuat yang dapat membuat seseorang mau mengerahkan semua kemampuan, tenaga, dan waktunya secara sukarela.

Tujuannya yaitu agar seseorang tersebut dapat melaksanakan berbagai kegiatan atau pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawabnya. Atau bisa disebut juga sebagai upaya memenuhi kewajiban untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditentukan.

Singkatnya, motivasi merupakan keadaan diri seseorang yang mendorong perilaku agar menuju ke arah sebuah tujuan (Saleh, 2018).

Motivasi sendiri umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik atau luar individu. Faktor yang berasal dari luar tersebut yaitu misalnya latar belakang pendidikan hingga ada atau tidaknya pengalaman.

Bentuk dari motivasi juga tentu bermacam-macam dan mungkin akan berbeda setiap orangnya. Misalnya, motivasi tersebut berupa tujuan yang ingin tercapai, harapan, hingga niat.

Motivasi dengan Proses Psikologi

Karena melibatkan diri sendiri, motivasi menjadi salah satu proses psikologi. Karena termasuk bagian dari psikologi juga, motivasi akan timbul setelah adanya pengaruh dari beberapa faktor. Faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap motivasi antara lain:

• Faktor Internal

Faktor internal yang bisa memunculkan motivasi dalam diri seseorang diantaranya yaitu ada keinginan untuk bisa terus hidup, keinginan untuk memiliki sesuatu, keinginan untuk mendapatkan penghargaan, hingga keinginan untuk mendapatkan pengakuan.

• Faktor Eksternal

Sama dengan faktor internal, faktor eksternal juga terdiri dari beberapa faktor diantaranya ada kondisi lingkungan dan tempat kerja, kompensasi yang layak, supervisi baik, memiliki jaminan pekerjaan, adanya status dan tanggung jawab, hingga adanya peraturan fleksibel.

• Motivasi dengan Perilaku

Sebelumnya telah kita ketahui bahwa motivasi merupakan sebutan lain untuk pendorong yang muncul dari dalam diri agar seseorang mau melakukan suatu tindakan sesuai tujuannya. Melihatnya sekilas saja, sudah dapat diketahui bahwa motivasi memiliki kaitan dengan perilaku.

Sebenarnya, perilaku seseorang bisa kita tebak jika kita mengetahui bagaimana seseorang tersebut mempersepsikan situasinya serta mengetahui apa-apa yang penting bagi dirinya. Karena pada dasarnya, setiap manusia akan melakukan tindakan sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Motivasi bisa dikatakan dapat menjadi landasan perilaku atau tindakan seseorang. Pasalnya, setiap perilaku yang dijalani oleh seseorang, pasti karena didasari oleh motivasi. Hubungan antara motivasi dengan perilaku sendiri terdiri dari beberapa varian, di antaranya:
  • Sebuah perilaku bisa hanya didasari oleh sebuah motivasi;
  • Sebuah perilaku bisa didasari oleh lebih dari satu motivasi;
  • Perilaku serupa bisa didasari oleh motivasi serupa;
  • Perila serupa bisa didasari oleh motivasi yang berbeda;
  • Perilaku yang berbeda bisa didasari oleh motivasi serupa;
  • Perilaku yang berbeda bisa didasari oleh motivasi yang berbeda.

Teori-teori dalam Motivasi

Karena pengaruhnya dalam kehidupan cukup besar, maka tidak heran banyak ahli yang melakukan pengkajian terhadap motivasi. Beberapa hasil dari kajian para ahli tersebut yaitu munculnya teori-teori penting. Beberapa teori dalam motivasi yang perlu kita ketahui antara lain:

• Teori ERG

Teori pertama dari motivasi yaitu teori ERG yang disampaikan oleh Clayton Paul Alderfer, pakar psikologi organisasi di Amerika Serikat. Melalui teori tersebut, ia menyatakan bahwa manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan, relasi, hingga pertumbuhan yang terletak berurutan kekonkritannya.

Menurutnya, semakin konkrit keinginan serta kebutuhan yang hendak seseorang capai, maka akan semakin mudah juga seseorang khususnya karyawan dalam mencapainya. Maksud dari kebutuhan konkrit sendiri yaitu kebutuhan yang paling mudah dicapai.

Sedangkan keinginan yang kurang konkrit yaitu kebutuhan berelasi dengan orang lain untuk mencapai berbagai prestasi kerja.

Jadi menurut teori ini, semakin seseorang berhasil mencapai banyak keinginan konkrit, maka akan semakin besar juga kebutuhan yang kurang konkrit.

Adapun semakin sedikit kebutuhan tercapai, maka akan semakin besar juga keinginan untuk mencapainya agar mendapatkan kepuasan. (Ruswanti dkk, 2013).

• Teori Kebutuhan

David McClelland beserta rekan-rekannya mengeluarkan teori motivasi yang kini terkenal dengan nama teori kebutuhan. Teori yang satu ini memiliki tiga fokus yaitu hubungan, kekuatan, serta pencapaian.

Kebutuhan pencapaian merupakan sebuah dorongan agar mencapai berbagai standar, melebihi, serta berusaha dengan keras agar berhasil. Kebutuhan kekuatan yaitu kebutuhan seseorang untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa dan tidak berperilaku sebaliknya.

sedangkan kebutuhan hubungan yaitu sebuah keinginan untuk menjalin suatu hubungan interpersonal yang lebih akrab dan ramah dengan orang lain.

• Teori Harapan

Teori harapan yang disampaikan oleh Vroom merupakan teori yang memberikan penjelasan terkait mengapa seseorang cenderung tidak melakukan sesuatu yang ia yakini bahwa dirinya tidak dapat melakukan sesuatu tersebut, meskipun sangat ia inginkan.

Dalam teori ini juga, Vroom mengatakan bahwa ada tiga komponen yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi seseorang. Adapun yang pertama dari komponen tersebut yaitu harapan tentang keberhasilan suatu tindakan.

Selanjutnya yaitu ada penilaian yang akan muncul jika berhasil melakukan sebuah tugas (instrumentalis). Sedangkan yang terakhir yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan-perasaan positif, negatif, hingga netral.

• Teori Persepsi

Persepsi menjadi teori selanjutnya yang terdapat dalam motivasi. Teori persepsi sendiri yaitu teori yang isinya menerangkan bahwa persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan seseorang untuk memilih, menafsirkan, serta mengorganisir seluruh rangsangan.

Rangsangan tersebut yaitu rangsangan yang timbul dari lingkungan seseorang tersebut. Kemudian, dengan adanya proses tersebut, maka perilaku seseorang tersebut akan turut terpengaruh.

Sesungguhnya, persepsi adalah sebuah proses kognitif yang dirasakan oleh seseorang dalam memahami apa yang terdapat di lingkungannya. Proses memahami lingkungan tersebut dilakukan baik melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, hingga penciuman.

Dari hasil mengamati tersebut, beberapa ahli menyatakan bahwa persepsi merupakan proses seseorang dalam menafsirkan duniawi. Atau singkatnya bisa dikatakan juga bahwa persepsi merupakan cara seseorang memberikan makna.

Teori yang disampaikan oleh Pace & Faules ini memiliki empat asumsi dasar yang menjadi pondasinya, yaitu peluang, harapan, pemenuhan, serta kinerja.

Perbedaan Teori-teori Motivasi

Sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa dalam motivasi setidaknya terdapat empat buah teori yang disampaikan oleh ahli. Tentu saja, teori-teori tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda meski sama-sama berkaitan dengan motivasi.

Misalnya teori ERG menyatakan bahwa setiap orang yang berhasil mencapai banyak kebutuhan konkrit akan memiliki perasaan butuh untuk memenuhi banyak kebutuhan kurang konkrit.

Jika seseorang tersebut belum bisa mencapai banyak keinginan, maka ia akan semakin besar keinginannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sedangkan teori kebutuhan menyatakan bahwa setiap orang memiliki tiga kebutuhan utama yaitu pencapaian, kekuatan, hingga hubungan. Pencapaian artinya seseorang membutuhkan pencapaian tertentu dalam hidupnya.

Selanjutnya yaitu kekuatan yang berarti kekuatan yang dapat membuat orang lain mengikuti apa yang ia inginkan. Terakhir ada kebutuhan hubungan, yaitu kebutuhan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Ada juga teori harapan yang disampaikan oleh Vroom. Perbedaan teori ini dengan yang lainnya yaitu teori ini membahas tentang mengapa seseorang cenderung enggan untuk melakukan suatu tindakan yang ia yakini bahwa dirinya tidak mampu melakukan tindakan tersebut.

Teori motivasi yang terakhir yaitu ada teori persepsi. Berbeda dengan teori-teori sebelumnya, teori ini menyatakan bahwa persepsi merupakan rangsangan-rangsangan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan.

Jadi meski sama-sama berkaitan dengan motivasi, empat teori di atas tentu memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Setiap teori motivasi tersebut juga pastinya memiliki penganut masing-masing.

Kesimpulan

Setiap individu yang hidup di dunia pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Keinginan tersebut pastinya akan berbeda-beda dari setiap individunya. Tapi jika hal tersebut berhasil tercapai, semua orang pasti memperoleh kepuasan tersendiri setelahnya.

Bagaimana tidak, setiap hal yang seseorang inginkan dan berhasil tercapai, maka orang tersebut akan merasa telah sukses, baik itu dalam skala besar maupun kecil.

Untuk bisa mencapai keinginan-keinginan tersebut, maka seseorang harus melakukan tindakan. Adapun keinginan untuk bertindak tersebut akan muncul jika seseorang telah memiliki motivasi di dalam dirinya.

Karena, motivasi merupakan sebuah dorongan kuat yang timbul dalam diri seseorang agar mau berbuat atau bertindak. Dorongan tersebut pastinya selektif dan hanya akan mendorong tindakan yang akan membuat seseorang berhasil mencapai tujuan serta keinginannya.

Karena menjadi alasan mengapa seorang individu melakukan tindakan tertentu, motivasi disebut-sebut merupakan bagian dari proses psikologi. Tidak heran, karena motivasi juga muncul dalam benak diri seseorang.

Selain itu, motivasi juga dapat mengendalikan dan mengarahkan perilaku manusia. Karena itu, jika kita mengetahui persepsi situan seseorang, maka bukan tidak mungkin kita untuk mengetahui perilaku apa yang akan dirinya lakukan di masa depan untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Daftar Pustaka

Prihartanta, Widayat. 2015. Teori-teori Motivasi. Jurnal Adabiya Ilmu Perpustakaan dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh. Diakses pada 23 November 2022 (https://pdfcoffee.com)

Ruswanti dkk. 2013. Aplikasi Teori Kebutuhan ERG Alderfer Terhadap Motivasi Karyawan Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta. Jurnal Forum Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta. Diakses pada 23 November 2022 (https://ejournal.esaunggul.ac.id)

Saleh, Abnan Achiruddin. 2018. Pengantar Psikologi. Aksara Timur; Makassar (e-book). Diakses pada 23 November 2022 (http://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/1262)

Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Motivasi dan Prosesnya dalam Psikologi serta Pengaruhnya Terhadap Tingkah Laku"