Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Strategi Kepemimpinan yang Efektif di Era Global

 

BAB I PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam upaya mempengaruhi orang lain. Orang lain tersebut biasanya merupakan anggota kelompok yang pemimpin tersebut pimpin, misalnya bawahan jika dalam lingkup pekerjaan.

Kepemimpinan sendiri biasanya muncul dalam sebuah kelompok atau tim yang pastinya diketuai oleh seorang pemimpin. Kelompok tersebut bisa berupa perusahaan maupun organisasi, termasuk organisasi dalam lingkup pemerintahan.

Setiap pemimpin akan memiliki gaya kepemimpinannya sendiri. Gaya kepemimpinan tersebut bisa muncul dari cara pemimpin tersebut bersikap sehari-hari maupun dari jenis dan sifat kelompok yang ia pimpin.

Apapun gaya kepemimpinan yang dianut oleh seorang pemimpin, pasti dalam masa kepemimpinannya akan menghadapi berbagai masalah. Berikut ada beberapa contoh masalah dalam kepemimpinan yang terjadi di Makassar:

• Kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Sejak 2021 lalu, Kota Makassar dipimpin oleh seorang wali kota bernama Moh Ramdhan (Danny) Pomanto bersama dengan wakilnya yaitu Fatmawati Rusdi. Masyarakat menilai Danny - Fatma belum mampu menangani masalah publik yang krusial di Kota Makassar.

Masalah publik tersebut yaitu terkait banjir yang terjadi hampir setiap musim penghujan di Kota Makassar. Masyarakat merasa Danny - Fatma belum maksimal karena semenjak kepemimpinan mereka, masalah banjir belum juga mereda.

Karena itu, masyarakat menuntut agar pasangan wali kota dan wakil wali kota tersebut dapat lebih fokus menangani masalah tersebut. Mereka berharap di tahun-tahun selanjutnya tidak lagi terjadi banjir di Kota Makassar.

Jadi, masalah perbaikan infrastruktur menjadi tantang yang sangat besar dan penting bagi Danny - Fatma maupun jajarannya.

Sebenarnya bukan tanpa alasan, kurang fokusnya Danny - Fatma terhadap masalah banjir yaitu karena sejak masa kepemimpinannya berlangsung, mereka langsung dituntut untuk menghadapi masalah Covid-19.

Dalam menghadapi Covid-19 di Kota Makassar, Danny - Fatma bisa dikatakan profesional karena berhasil memberikan pelayanan publik yang cukup memuaskan bagi masyarakat. Meski begitu, masih ada beberapa yang harus dievaluasi agar penanganan Covid-19 lebih baik lagi.

Masa kepemimpinan yang baru seumur jagung tersebut ternyata dianggap belum berhasil menggebrak dan memperbaiki masalah-masalah di Kota Makassar. Tapi tentu tidak terlalu buruk karena kepemimpinan Danny - Fatma baru akan berakhir pada tahun 2026 mendatang.

• Gaya Kepemimpinan Wali Kota

Setelah mengetahui masalah dari kepemimpinan Danny Pomanto sebagai wali kota, selanjutnya yaitu kita akan mengetahui gaya kepemimpinan yang dianutnya selama ini. Tentu, setiap pemimpin akan memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing dan hal tersebut akan menjadi ciri khas mereka.

Begitu juga dengan wali kota Makassar saat ini, Danny Pomanto. Danny dinilai memiliki gaya kepemimpinan yang unik karena sangat sesuai dengan kepribadian dirinya. Danny yang cenderung ekstrovert menjadi senang bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari selama masa kepemimpinannya, Danny kerap melakukan silaturahmi dengan mengunjungi masyarakat secara langsung. Jadi, Danny terlihat sering terjun langsung ke lokasi-lokasi yang menjadi fokusnya dalam menjalankan program sebagai wali kota.

Berkat kepribadian yang membuatnya sering bergaul, Danny tidak segan untuk mendengar berbagai keluhan masyarakat secara langsung. Dengan begitu, wali kota sekarang bisa lebih cepat tanggap dalam memberikan solusi terhadap keluhan-keluhan masyarakat tersebut.

Selain mendengar keluhan masyarakat, Wali Kota Danny juga akan memproyeksikan seluruh rancana-rencana serta program-program pemerintahan ke masyarakat. Tujuannya yaitu agar masyarakat lebih mengerti apa saja tujuan dari pemerintah Kota Makassar.

Menjelaskan seluruh program pemerintah ke masyarakat merupakan sebuah bentuk transparansi dari kepemimpinan Danny Pomanto. Karenanya, masyarakat dinilai akan lebih siap saat menghadapi program-program yang akan datang di masa depan.

Selain senang bergaul, Danny Pomanto juga merupakan seorang pemimpin yang kerap menggunakan intuisinya dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan. Intuisi tersebut muncul saat berlangsungnya proses pembangunan Kota Makassar.

Intuisi yang dimiliki oleh wali kota saat ini ternyata sangat cocok dengan kriteria pemimpin ideal bagi Kota Makassar. Pemimpin ideal tersebut yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan untuk berpikir secara empiris, harfiah, serta kemampuan berpikir figuratif dan abstrak.

Dengan intuisinya, Danny Pomanto ternyata memiliki ide-ide cemerlang, mampu berinovasi, serta memiliki standar tinggi untuk perubahan. Tidak heran jika pembangunan yang dilakukan di Kota Makassar juga hampir semuanya mengandalkan intuisi dari Danny Pomanto.

Memang sebagai pemimpin, sudah seharusnya memiliki intuisi serta penginderaan yang baik. Jika penginderaan dan intuisi seimabang, maka hal tersebut akan menjadi kolaborasi yang sangat baik dari seorang pemimpin.

Namun meski kurang dalam penginderaan seperti Danny Pomanto, tentu bukan berarti buruk. Karena memang beberapa keputusan akan membutuhkan intuisi yang lebih tinggi. Belum lagi, Danny dianggap sebagai pemimpin visioner oleh masyarakat berkat intuisi miliknya.

Baca juga: Paper Terkait Politik Lokal yang Ada di Daerah Tempat Tinggal

BAB II PEMBAHASAN

Pemimpin dalam sebuah kelompok memiliki peran yang sangat penting untuk kemajuan kelompok itu sendiri. Karena seorang pemimpin harus memiliki seni kepemimpinan yang dapat mengajak dan mempengaruhi anggota kelompoknya agar mau bergerak dan mencapai tujuan bersama.

Tujuan yang harus dicapai oleh sebuah kelompok biasanya merupakan hal yang telah ditetapkan sejak awal, seperti visi dan misi. Seorang pemimpin harus dapat menggunakan wibawanya dan memberikan motivasi penuh kepada anggota agar tujuan tersebut tercapai.

Selain wibawa dan motivasi, pemimpin juga memiliki faktor lain yang membuatnya bisa memberikan pengaruh besar kepada bawahannya. Misalnya yaitu dengan adanya kolega, komunitas, atasan pemimpin tersebut, hingga efektifitas fungsi kepemimpinan yang dirinya gunakan.

Meski teori tentang kepemimpinan dan gayanya telah muncul sejak lama, tapi tentu dalam pelaksanaannya harus tetap mengikuti zaman. Tujuannya yaitu agar gaya kepemimpinan tersebut tetap relevan dengan keadaan lingkungan maupun tiap anggota kelompok.

Seperti saat ini yang terkenal dengan era globalisasi, pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan era globalisasi yang modern. Di era ini, pemimpin dituntut untuk bisa tetap mengikuti pembaharuan yang berlangsung cukup cepat.

Pemimpin harus bisa memanfaatkan pikiran mereka untuk membuat terobosan-terobosan baru yang efektif untuk saat ini.

Jadi, sudah seharusnya pemimpin di era globalisasi memiliki wawasan serta keterampilan yang tinggi. Tujuannya yaitu agar pemimpin dapat memprediksi masalah-masalah apa saja yang akan datang di masa depan agar segera dapat memikirkan solusi untuk masalah-masalah tersebut.

Dengan memiliki ilmu yang mumpuni serta pengetahuan luas, seorang pemimpin dapat memanfaatkan otak dan hatinya untuk berpikir agar dapat memberikan motivasi kepemimpinan dalam upaya mengantisipasi seluruh perubahan yang terjadi.

Tidak heran, era globalisasi ini akan sangat membutuhkan pemimpin-pemimpin yang lebih visioner, Meski begitu, pemimpin harus tetap memiliki karakter sebagai bangsa Indonesia sehingga segala perubahan tidak keluar dari Pancasila dan UUD 1994.

Jadi sudah seharusnya, seorang pemimpin di Indonesia di era apapun kepemimpinannya tetap dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi falsafah negara Indonesia itu sendiri. Pemimpin yang ideal yaitu harus demokratis dalam bertindak, jujur, dan dari golongan muda.

Tentu saja, kepemimpinan di era globalisasi akan cukup berbeda dengan kepemimpinan di tahun-tahun sebelumnya. Karena di era sekarang, tantangan yang dihadapi oleh semua orang termasuk kelompok juga akan semakin banyak, misalnya krisis ekonomi.

Selain itu, tantangan lain yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin juga yaitu munculnya blok-blok ekonomi, gelombang politik, pencemaran lingkungan, globalisasi pemasaran, teknologi, modal intelektual, standar kehidupan, perubahan-perubahan faktor internal, dan keterbatasan sumber daya.

Untuk menghadapi seluruh permasalahan tersebut, seorang pemimpin harus memiliki kompetensi dalam beberapa bidang mulai dari manajemen yang berdasarkan pada informasi, pengelolaan teknologi, dan pengelolaan dalam pandangan internasional.

Pemimpin juga harus dapat mengelola kelugasan organisasi agar kepemimpinan dapat melangkah melaksanakan seluruh perubahan berencana.

Seperti yang telah kita semua ketahui, pemimpin di era globalisasi akan menghadapi berbagai permasalahan yang cukup sulit. Namun tentunya, bukan berarti di era ini tidak ada hal baik atau manfaat yang bisa dipetik.

Namun agar merasakan manfaat era globalisasi, kita semua termasuk pemimpin harus memiliki kesiapan institusi dari seluruh aspek kehidupan. Aspek kehidupan yang dimaksud yaitu ada aspek ekonomi, sosial, hukum, teknologi, keamanan, politik, administrasi, budaya, dan lain sebagainya.

Bukan hanya pemimpin kelompok-kelompok masyarakat, tapi era globalisasi juga pastinya akan mempengaruhi para pemimpin negara. Jadi, bukan berarti para pemimpin negara bisa tenang saat globalisasi datang.

Pemimpin negara dan orang-orang pemerintah harus mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian yang kreatif. Jadi, pemerintah harus jauh lebih profesional serta proaktif agar negara tetap memiliki daya tahan yang kuat meski diterpa globalisasi.

Pasalnya, globalisasi akan menghasilkan perubahan-perubahan tidak terduga yang terjadi secara mendadak. Perubahan tersebut biasanya tidak dapat diprediksi karena sama sekali tidak ada sinyal yang jelas sebelumnya.

Beberapa contoh perubahan yang harus dihadapi oleh pemimpin nasional di antaranya yaitu ada fluktuasi harga komoditi dunia, kurs mata uang, dan harga bbm yang dapat berdampak positif maupun negatif untuk negara.

Dampak tersebut akan dirasakan paling besar yaitu terhadap perekonomian, pembangunan, serta tingkat kesejahteraan rakyat dalam sebuah negara.

BAB III KESIMPULAN

Pemimpin yang ideal untuk era globalisasi seperti sekarang merupakan seorang pemimpin yang memiliki wawasan serta pengetahuan luas. Seorang pemimpin saat ini harus mampu menggunakan otak dan hatinya secara maksimal untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

Bukan tanpa alasan, di era globalisasi ini akan banyak sekali perubahan-perubahan tak terduga yang muncul secara mendadak tanpa sinyal. Karena itu, hanya pemimpin inovatif dan visioner yang akan mampu menghadapi perubahan tersebut.

Seorang pemimpin harus mampu berpikir dan memprediksi perubahan yang akan terjadi di masa depan, dan hal tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan intuisi yang kuat. Jadi, Danny Pomanto dengan intuisinya yang kuat pasti mampu menjadi pemimpin ideal di era global.

Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh wali kota Makassar Danny Pomanto ini cukup efektif untuk diterapkan di era globalisasi. Dengan intuisinya, diharapkan perubahan-perubahan dan masalah-masalah global dapat teratasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Olan N. 2016. Kepemimpinan Politik Danny Pomanto di Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar (https://core.ac.uk). Diakses pada 27 November 2022.

detikSulsel. 2022. Catatan 1 Tahun Danny Pimpin Makassar: Masalah Pelayanan Publik - Banjir. (www.detik.com). Diakses pada 26 November 2022.
Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Strategi Kepemimpinan yang Efektif di Era Global"