Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Contoh teks naskah monolog tentang kehidupan

 Baik teman-teman, dikesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa contoh naskah monolog (berbicara dengan dirinya sendiri). Yah, beberapa contoh ini dapat Kalian ambil Sebagai media pembelajaran. Dibawah ini ada 3 contoh teks naskah monolog, berupa kemalangan, ibu dan agama islam. Berikut contohnya...
3 CONTOH TEKS NASKAH MONOLOG TENTANG KEHIDUPAN

Contoh Naskah Monolog tentang Kemalangan


Tema : Kemalangan
Judul : Tangan Malaikat yang Dirindukan

Sudah dua tahun sejak Ayahku meninggal, sejak itu pula sikap Ibu semakin menjadi-jadi. Kepergian Ayah membuat aku semakin dibenci oleh Ibuku sendiri. Memang, aku tidak menyangkal bahwa Ayah meninggal karena menyelamatkan aku. Tapi, apa pantas diriku ini dibenci karena alasan itu? Aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri.

 

Apa diriku yang lahir penyakitan ini adalah kesalahan? Atau Ayah yang mengorbankan hidupnya demi diriku yang salah? Ataukah, Ibu yang tidak bisa menerima kenyataan yang merupakan kesalahan? Aku tidak pernah menemukan jawaban dari semua pertanyaanku itu. Yang aku tahu, aku tidak pernah berharap dilahirkan menjadi anak yang penyakitan. Aku tidak pernah berharap bahwa Ayah akan mendonorkan jantungnya demi aku. Dan aku tidak pernah berharap dibenci oleh ibuku sendiri.
Aku tidak mengerti kenapa aku menjadi pelampiasan kemarahan dan kekecewaan Ibu. Aku muak mendengar perkataan Ibu yang selalu menyalahkan ku.

 

Ia selalu mengatakan bahwa seharusnya aku tidak dilahirkan. Dia menyalahkanku karena menjadi beban keluarga dan berharap aku mati. Satu kalimat yang sangat membuatku sakit hati, yaitu ketika Ibu mengatakan “tidak cukupkah kau menguras uang Ayah untuk biaya pengobatanmu, sampai Jantungnyapun kau ambil agar kau tetap hidup?” Sakit.  Bukan cuman perkataannya yang menyiksaku, tangannya pun sudah tak terhitung lagi banyaknya mendarat ke anggota tubuhku. Terkadang, aku merindukan Ayah.

 

Aku merindukan sosoknya ada disamping aku. Bukan cuman Ibu yang sedih karena kehilangan ayah, akupun juga merasa begitu. Tapi aku berani bertaruh bahwa akulah yang sangat merindukan Ayah. Ketika tangan ibu mendarat di kepalaku dengan kasar, aku merindukan tangan Ayah yang mendarat di kepalaku dengan lembut. Ayah selalu menjadi malaikat pelindungku.

 

Kepergian Ayah membuat Ibu semakin leluasa melampiaskan kemarahannya. Satu waktu aku berharap agar Ibu memukuliku terus menerus. Aku merasa aku akan menyukai tindakannya itu kali ini. Dengan begitu, aku akan cepat bertemu dengan Ayah. Aku tidak akan lagi merasakan tangan ibu yang kasar. Aku hanya akan merasakan usapan tangan malaikatku yang kurindukan. Ayah.

 Baca Juga :

Contoh teks naskah monolog tentang ibu


IBU

Rasa ini akan tetap sama dan tak akan berubah, Ibu. Semua rasa cinta serta ketulusanmu, semuanya tidak akan pernah terlihat sederhana bagi diriku. Engkau selalu tulus dan menganggap bahwa semua hal itu terlihat sederhana
Senja yang ada di ujung barat itu selalu menjadi milik kita berdua. Saat itulah kita bisa menggenapkan waktu menuju malam yang sarat akan harmoni. Bukankah begitu kelihatannya? Seperti itulah arti dirimu untukku bu, kau bagaikan senja yang hanya tercipta untukku.

 

Hal lain yang selalu menjadi sumber kebahagiaanku adalah fajar yang ada di ujung timur sana. Fajar itu pun akan selalu jadi milik kita bersama kan Ibu? Ketita fajar membangkitkan sinar terang benderang untuk membuatkan kita lupa akan gelapnya malam yang berselimut kabut kedamaian. Seperti fajar, engkaulah sosok yang mampu menerbitkan sinar yang terang saat duniaku terasa gelap.

 

Mengapa semua hal itu terasa sangat indah saat dilalui bersamamu? Kau tahu Ibu, dari semua hal yang ada di dunia ini, aku lebih suka untuk selalu duduk di sampingmu. Menceritakan tentang hal tentang apa saja yang telah ku lalui. Bagiku, hal sederhana ini jauh lebih menenangkan dibandingkan dengan mendengarkan alunan musik yang damai.
Ibu, lihatlah anakmu ini. Aku ingin sekali menjadi sosok yang terbaik di dalam hidupmu. Ibu, aku berjanji akan selalu menjadi seseorang yang bisa engkau banggakan. Ibu, anakmu ini ingin sekali selalu berada disampingmu untuk selamanya. Aku sayang ibu

Naskah Teater Monolog tentang agama


Sekedar Islam ??

Ketika bumi dengan segala keberagamannya penuh dengan lika liku yang terus menggejolak. Hati ini serasa hancur dan gelisah memikirkan keadaan yang begitu perih. Dengan harta, juga tahta yang melimpah, bahkan jabatan yang disegani orang.  Kelihatannya aja yang bahagia, namun sebenarnya berbalik menjadi kesengsaraan.

 

Harapan bagaikan daun tua yang gugur, sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Daun mudah yang menggantikan daun tua, begitulah seterusnya. Saya sadar... Sangat sadar, bahwa apa yang kini saya lakukan itu salah. Namun, bisikan setan ini sering kali melumpuhkan hatiku. Berusaha keluar dari zona setan yang akhirnya terjerumus kembali. Akupun sadar bahwa ini adalah hal yang sementara yang kemudian akan dipertanggungjawabkan. Aku harus keluar dari jebakan ini, karena aku menyadari tujuan hidup kita sebenarnya. 
Jangan sampai nafsu sesaat akan kehidupan mengalahkan kekekalan abadi di sana. Jangan sampai nafsu ini mengalahkan logika dan akal yang diberikan sang pencipta, karena hanya hewan saja yang tak punya akal. Mendekatkan diri kepadanya sebagai seorang pendosa, tidak akan menjadi hina dibanding menjauh darinya sebagai seorang pendosa. Sang pendosa.. Yah, mungkin itulah saya. Tapi, saya tau Allah tak hanya melihat awal ketaatan seseorang, namun juga akhir dari taatnya.
Oke teman-teman, itulah 3 contoh mengenai naskah teks monolog. Semoga naskah teks monolog tersebut dapat bermanfaat bagi kita semua dan tentunya ambil manfaat dan pelajaran darinya.

Andi Aksa Perkenalkan nama saya Andi Muh. Aksa Asri atau yang dipanggil Aksa, saya adalah seorang pelajar dari salah satu sekolah Favorit di Makassar. Di blog yang saya bangun ini kami berusaha membuat artikel yang benar-benar berkualitas dan tentunya Original.

4 comments for "3 Contoh teks naskah monolog tentang kehidupan"